Jumat, Desember 10, 2010
Kamis, November 25, 2010
"METAMORFOSIS KODOK"
Metamorfosis adalah proses perubahan yang dialami anura (dan juga pada amfibi jenis urodela dan caecilia). Metamorfosis dimulai dari telur dan berakhir pada masa dewasa. Saat mereka meninggalkan bentuk telur, amfibi memiliki ujud larva (kecebong). Saat ini terjadi perubahan anatomi, makanan, dan gaya hidup, perlahan dari tahap awal, yang sepenuhnya di air menjadi hewan yang teradaptasi hidup di darat. Kodok Eropa biasa berkembang dari telur menjadi dewasa dalam waktu sekitar 16 minggu.
- Tahap telur
Telur kodok ditutupi dengan kapsul mirip agar-agar yang mengembang saat menyentuh air. Pengembangan ini membuat volumenya membesar dan janin terlindungi. Telur-telur ini bertumpuk dalam satu tumpukan agar kelangsungan hidup lebih terjaga dan panas juga lebih dapat bertahan. Akibatnya kecebong dapat menetas dalam waktu singkat. Banyak katak dan kodok memakai danau atau sungai yang mengering di masa tertentu, karena hal ini mencegah hewan datang memakan telur dan kecebong mereka.
- Tahap kecebong (3 hari)
Kecebong memiliki kepala besar dan tegak. Ada insangnya dan mulut yang terbuka untuk makan. Insang luar muncul tiga hari setelah kecebong keluar dari telur
- Tahap kecebong lanjutan (4 minggu)
Insang luarnya tertutup kulit tubuh dan digantikan oleh insang dalam. Mereka memakan ganggang. Kaki belakang muncul.
- Perubahan kedua (6 minggu)
Kecebong mulai terlihat seperti kodok kecil dengan ekor panjang. Mereka berenang di tepi sungai secara berkelompok. Ekor ini kemudian memendek dan mulai berbentuk seperti bumerang.
- Perubahan lanjutan kedua (9 minggu)
Sejenis jaringan terbentuk dan membagi atrium jantung. Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang membantu aliran darah antara jantung dan paru-paru.
- Perubahan lanjutan ketiga (16 minggu)
Kecebong telah memiliki kaki belakang yang kuat. Matanya juga telah menonjol. Ekornya sangat pendek.
- Perubahan terakhir
Kodok-kodok dewasa berkumpul di tepian sungai sebelum meninggalkan air untuk pertama kalinya. Mereka melakukan ini secara berkelompok.
- Ibu dan bapak kodok
Walaupun naluri bertahan hidup anura tidak berkembang baik, katak dan kodok juga merawat anak mereka. Mereka bertelur dalam jumlah besar untuk memastikan ada banyak kecebong yang dapat lolos dari predator yang memakan telur. Lapisan gelatin juga melindungi telur dari predator lain. Beberapa jenis kodok bahkan memelihara anak mereka dengan menjadikan punggung mereka sendiri sebagai sarang. Contoh kodok demikian adalah katak suriname.
"KODOK LAGI"
Namanya berarti hidup di dua alam, amfi itu berasal dari amphi yang berada kedua-duanya, dan bi berasal dari bio yang berarti hidup. Sesuai namanya, amfibi berarti hidup di dua alam. Saat muda, ia hidup di air, saat dewasa ia hidup di luar air. Di luar air bukan berarti di darat, tapi di mana saja asalkan dekat dengan air atau sangat lembab agar kulitnya tidak kering. Hal ini karena amfibi juga bernapas dengan kulitnya, dan hanya kulit yang lembab yang bisa menyerap oksigen. Beberapa ciri katak dan kodok termasuk tubuh tanpa ekor, kaki belakangnya panjang dan matanya besar cenderung menonjol.
Anatomi amfibi
Anatomi katak cukup aneh. Larvanya, seperti kecebong, memiliki sistem pernapasan dengan insang. Sebagian besar spesies memiliki paru saat mencapai dewasa. Mereka juga memiliki trakea, faring dan paru mirip kantung, bahkan walaupun bernapas lebih penting dilakukan dengan kulit daripada dengan paru. Jantungnya memiliki dua serambi dan satu bilik, dan sistem pencernaan maupun pengeluarannya sama dengan mamalia.
Kulit Amfibi
Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa sisik. Kulit ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia cenderung mengering. Bahkan walaupun mereka memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga kelembaban, amfibi harus tetap hidup di daerah lembab. Kulit dari sebagian besar amfibi melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar racun yang mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa beracun.
Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa bulu, tanpa sisik. Kulit ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia cenderung mengering. Bahkan walaupun mereka memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga kelembaban, amfibi harus tetap hidup di daerah lembab. Kulit dari sebagian besar amfibi melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar racun yang mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa beracun.
Kaki Amfibi
Kaki belakang amfibi memiliki otot dan memiliki lima jari panjang yang dihubungkan dengan selaput untuk membantu berenang. Walau begitu, ini tergantung juga pada habitatnya. Ada empat tipe kaki amfibi: tipe pelompat, tipe perenang, tipe penempel dan tipe penggali. Kaki katak dan kodok memiliki empat jari di tiap kaki depan, dan lima jari di tiap kaki belakang. Totalnya, ada 18 jari. Kodok air memiliki kaki berselaput; kodok pohon memiliki cakram penyerap di ujung jari untuk menempel di permukaan vertikal, dan kodok penggali memiliki tonjolan tambahan di jari kaki belakangnya yang disebut tuberkula. Tuberkula berfungsi untuk menggali.
Kantung suara
Baik katak maupun kodok bisa bernyanyi. Walau suaranya dihasilkan oleh pita suara, suara ini diperkuat lagi pada hewan yang jantan. Mereka punya kantung yang bisa mengembang di kedua sisi laring.
Kantung suara
Baik katak maupun kodok bisa bernyanyi. Walau suaranya dihasilkan oleh pita suara, suara ini diperkuat lagi pada hewan yang jantan. Mereka punya kantung yang bisa mengembang di kedua sisi laring.
Perbedaan antara katak (Toad) dan Kodok (Frog)
Katak dan kodok seringkali dipandang sinonim atau dipandang dua jenis kelamin berbeda. Walau begitu, katak dan kodok sebenarnya berbeda. Katak memiliki kulit yang tidak mulus dan kaki yang pendek. Mereka adalah hewan darat. Kodok lebih kecil, kakinya berselaput dan hidup di air atau di pohon. Sebagai contoh adalah kodok Hyperolius tuberilinguis. Kodok ini memiliki kulit yang lembut dan mulus dengan warna yang kuat dan terang. Matanya memiliki pupil horisontal. Kakinya panjang dan teradaptasi untuk melompat. Selain itu juga memiliki jari yang berselaput untuk berenang. Sementara itu, katak merupakan hewan darat, bergerak lamban dan lebih lebar daripada kodok. Contohnya adalah katak biasa (Bufo bufo). Katak ini memiliki pupil yang umumnya horisontal tapi ada juga yang vertikal. Kulitnya tidak mulus, kasar, dan kering. Bahkan ada yang sangat tebal. Kakinya lebih pendek dan lebar daripada kodok dan teradaptasi untuk berjala
Katak dan kodok seringkali dipandang sinonim atau dipandang dua jenis kelamin berbeda. Walau begitu, katak dan kodok sebenarnya berbeda. Katak memiliki kulit yang tidak mulus dan kaki yang pendek. Mereka adalah hewan darat. Kodok lebih kecil, kakinya berselaput dan hidup di air atau di pohon. Sebagai contoh adalah kodok Hyperolius tuberilinguis. Kodok ini memiliki kulit yang lembut dan mulus dengan warna yang kuat dan terang. Matanya memiliki pupil horisontal. Kakinya panjang dan teradaptasi untuk melompat. Selain itu juga memiliki jari yang berselaput untuk berenang. Sementara itu, katak merupakan hewan darat, bergerak lamban dan lebih lebar daripada kodok. Contohnya adalah katak biasa (Bufo bufo). Katak ini memiliki pupil yang umumnya horisontal tapi ada juga yang vertikal. Kulitnya tidak mulus, kasar, dan kering. Bahkan ada yang sangat tebal. Kakinya lebih pendek dan lebar daripada kodok dan teradaptasi untuk berjala
Makanan Amfibi
Makanan amfibi pada tahap larva adalah tanaman, sementara pada tahap dewasa, mereka memakan hewan berbuku-buku (arthropoda) seperti serangga jenis kumbang (Coleoptera) atau laba-laba (Arachnid) serta hewan tak bertulang belakang (invertebrata) lainnya, seperti ulat dan cacing. Katak memakan mangsanya dengan menjulurkan lidahnya yang panjang dengan cepat. Saat menelan, matanya tertarik ke dalam, lalu ditutup dan ditekan ke dalam, sehingga tekanan di dalam mulutnya bertambah, sehingga mangsa terdorong kedalam tenggorokan.
Makanan amfibi pada tahap larva adalah tanaman, sementara pada tahap dewasa, mereka memakan hewan berbuku-buku (arthropoda) seperti serangga jenis kumbang (Coleoptera) atau laba-laba (Arachnid) serta hewan tak bertulang belakang (invertebrata) lainnya, seperti ulat dan cacing. Katak memakan mangsanya dengan menjulurkan lidahnya yang panjang dengan cepat. Saat menelan, matanya tertarik ke dalam, lalu ditutup dan ditekan ke dalam, sehingga tekanan di dalam mulutnya bertambah, sehingga mangsa terdorong kedalam tenggorokan.
AMFIBI LANGKA DI DUNIA
Bagi ilmuan, amfibi merupakan salah satu indikator kesehatan ekosistem. Sayangnya, terdapat penurunan yang drastis. Dari semua spesies amfibi, 7 persen di antaranya dalam kondisi kritis. Bandingkan dengan mamalia yang hanya 4 persen atau burung yang hanya 2 persen. Dari 5700 spesies amfibi, 168 telah punah, dan 1 dari 3 spesies terancam mengalami nasib serupa. Sebagian besar penurunan ini terjadi dalam 20 tahun terakhir, dan kecepatannya sebanding dengan kecepatan punahnya dinosaurus!
Hewan ini telah punah. Penyebab punahnya belum diketahui tapi tampaknya akibat hujan asam atau variasi lingkungan yang kecil. Dulunya kodok ini hidup di Costa Rica.
Kamis, November 11, 2010
Langganan:
Postingan (Atom)